Flash banner

Selasa, 04 September 2012

Proposal

Proposal dan Laporan

Dalam suatu penulisan ilmiah tentu kita sudah tidak asing lagi dengan laporan dan juga proposal. Proposal digunakan ketika akan mengajukan rencana suatu kegiatan atau rencana penelitian. Sedangkan laporan digunakan ketika kegiatan tersebut selesai.

1. PROPOSAL

1.1 Pengertian Proposal

Proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan
standar. Secara konkret proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terperinci untuk suatu kegiatan atau proyek yan bersifat formal.

1.2 Bentuk Proposal

Berdasarkan bentuk, proposal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : proposal formal dan non-formal. Proposal berbentuk formal sekurang-kurangnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan , bagian isi dan bagian penutup. Sedangkan proposal non formal merupakan variasi dari bentuk formal, Karen tidak memenuhi syarat tertentu atau tidak selengkap proposal formal.

1.3 Manfaat Proposal

• Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam kegiatan tersebut.
• Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut.
• Untuk meyakinkan sponsor agar memberikan dukungan secara financial berlangsungnya kegiatan tersebut.

1.4 Sistematika Proposal

Dalam membuat suatu proposal terdapat atau diperlukan suatu sistematika, antara lain ;
1. Bagian Awal
Bagian awal pada penulisan proposal terdiri dari :
• Halaman judul
• Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
• Halamn kata pengantar atau prakata
• Daftar isi
• Daftar tabel (jika ada)
• Daftar gambar (jika ada)
• Daftar lampiran (jika ada)
2. Bagian Isi
Pada bagian isi suatu proposal antara lain terdiri dari Latar belakang, Tujuan, Manfaat dan metodologi.
• Latar belakang
Latar belakang berisi pokok-pokok pemikiran tentang masalah yang akan diteliti dan alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan ini dipandang menarik atau perlu diteliti.
• Tujuan
Merupakan uraian tujuan yang diinginkan dari penelitian atau kegiatan yang akan dilaksanakan
• Manfaat
Manfaat penelitian adalah harapan/akibat/dampak positif yang ditimbulkan karena selesainya penelitian yang dilaksanakan
• Metodologi
Uraian metodologi penelitian yang dipakai mulai dari tahapan awal sampai dengan selesai.

3. Bagian Penutup
Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Sedangkan isi proposal yang sederhana hanya meliputi : nama kegiatan, dasar pemikiran, tujuan dan manfaat, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara, anggaran dan penutup.

2. LAPORAN

2.1 Pengertian laporan

Laporan ilmiah merupakan laporan hasil penelitian ilmiah yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah tertentu. Sedangkan laporan penelitian Merupakan laporan hasil akhir penelitian yang telah dilakukan. Subtansi dan penulisannya dilakukan dengan cara ilmiah dan menurut aturan ilmiah yang berlaku.

2.2 Fungsi Laporan

Laporan mempunyai beberapa fungsi diantaranya ;
• Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan yang dikemukakan penulisnya
• Laporan berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban secara tertulis.
• Laporan merupakanalat pendokumentasian data.
• Laporan dapat digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan

2.3 Prinsip-Prinsip Ilmiah Suatu Laporan

Suatu laporan harus berdasrkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang berlaku, yaitu :
• Sistematis
• Logis
• Obyektif
• Respek dengan teori-teori
• Bermetoda
• Terbuka diuji kebenarannya
• Analitis kritis
• Bermanfaat

2.4 Laporan Formal dan Non Formal

Laporan dapat dibedakan menjadi laporan formal dan informal.
1. Laporan formal
Laporan formal terdiri atas :
A. Bagian Pendahuluan
b. Halaman Judul
c. Halaman Pengesahan
d. Halaman Motto
e. Halaman Persembahan
f. Kata pengantar
g. Daftar Isi
h. Abstrak

B. Bagian Isi
Terdiri dari :
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Identifikasi Masalah
c. Batasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan
2. BAB II Kajian Pustaka
3. BAB III METODE
4. BAB IV PEMBAHASAN
5. BAB V PENUTUP

C. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran

2. Laporan Informal

Laporan diskusi, berisi :
a. Topic
b. Moderator
c. Penyaji
d. Jumlah peserta
e. Masalah yang muncul
f. Solusi
g. kesimpulan




contoh Proposal :

PROPOSAL PENTAS SENI (PENSI)
SMA Negeri 1 Karanganyar

I. PENDAHULUAN
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua.
Budaya merupakan hal yang perlu di lestarikan. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang indah dan tak lepas dari karya seni.
Sesuai dengan program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Karanganyar masa bakti 2008 / 2009, kami bermaksud menyelenggarakan Pentas Seni (PENSI).
Dalam rangka meningkatkan apresiasi dan kecintaan para siswa terhadap kesenian dan kebudayaan. Sesuai dengan program kerja OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar, dan untuk mengisi libur tengah semester tahun ini, kami merencanakan untuk mengadakan kegiatan Pentas Seni (PENSI). Melalui beberapa kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap kesenian dan menjadi refreshing setelah menempuh Ulangan Tengah Semester.

II. DASAR KEGIATAN
1. Progam Kerja OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar masa bakti 2008/2009.
2. Rapat OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar tanggal 20 Oktober 2008.

III. TUJUAN
1. Untuk meningkatkan rasa kecitaan terhadap kesenian Indonesia.
2. Menyalurkan bakat dan minat terhadap kesenian.
3. Mengisi libur tengah semester tahun ajaran 2008/2009.


IV. JENIS KEGIATAN
Pentas Seni siswa SMA Negeri 1 Karanganyar yang terdiri :
1. Band.
2. Modern Dance.
3. Tari Tradisional.

V. PESERTA
Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar dan tamu undangan.

VI. WAKTU DAN TEMPAT

Hari dan Tanggal : Rabu,17 Oktober 2008.
Waktu : 08.00WIB – Selesai.
Tempat :Lapangan bawah SMA N 1 Karanganyar.
(jadwal terlampir 1).

VII. SUSUNAN PANITIA
Terlampir 2.

VII. ESTIMASI BIAYA
Terlampir 3.

X. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami buat agar menjadi dasar pertimbangan dalam menyetujui dan mundukung kegiatan ini.
Proposal ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran serta masukan yang dapat membantu menyempurnakan pelaksanaan kegiatan selanjutnya sangat kami harapkan.
Atas kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Contoh Laporan Formal

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)
Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IIa SMPN 2 Amuntai Utara Pada Pembelajaran Biologi Semester Genap Tahun 2005/2006 Melalui “Strategy Based Student’s Request”
Rita Murtafi’ah
(Guru Biologi SMPN 2 Amuntai Utara)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran Biologi menurut Depdikbud (1993: 1), ialah agar siswa mampu melakukan pengamatan dan diskusi untuk memahami konsep, mampu melakukan percobaan sederhana untuk memahami konsep dan mengkomunikasikan hasil percobaan, mampu menginterpretasikan data yang dikumpulkan dan melaporkannya. Berdasarkan hal ini maka perlu digunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan mempelajari biologi tersebut.
Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.
Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna dalam benak siswa.
Selama ini pemahaman siswa hanya terpaku pada jabaran konsep biologi yang ada dalam buku, tanpa memahami apa dan bagaimana makna yang terkandung dalam konsep tersebut.
Di sisi lain lingkungan menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh misteri. Anak sebagai young scientist (peneliti muda) mempunyai rasa keingintahuan (curiousity) yang tinggi. Adalah keharusan di dalam pendekatan pembelajaran biologi untuk memelihara keingintahuan anak tersebut, memotivasinya sehingga mendorong siswa untuk mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana terhadap objek dan peristiwa di alam (Puskur, 2002).
Kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan keingintahuan anak yang tinggi itu tidak didukung oleh suatu kondisi yang dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat lebih berkembang. Masih banyak guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional. Guru merupakan satu-satunya sumber utama pengetahuan. Pembelajaran cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik yang telah diajarkan. Konsep-konsep tersebut diajarkan menggunakan cara-cara yang abstrak dan metode konvensional, padahal mereka sangat memerlukan pemahaman konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka cenderung menghafal dan mekanistik.
Dari kenyataan tersebut, dapat dikatakan guru terlalu sering meminta anak untuk belajar, namun jarang sekali mengajari anak cara belajar, padahal menurut Nur pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Nur, 2002: 9). Melihat salah satu kelemahan yang dimiliki guru ini, peneliti mencoba menggunakan sebuah strategi pembelajaran, di mana anak diminta untuk menentukan sendiri keinginan mereka cara belajar yang menarik hati dan memotivasi mereka untuk belajar. Materi yang diajarkan adalah materi sistem syaraf dan sistem indra. Dalam materi ini banyak hal yang harus diinformasikan kepada anak, bersifat cukup abstrak, agak sulit dipahami, namun bisa disampaikan dengan strategi belajar yang bervariasi. Guru, dalam hal ini peneliti berusaha untuk mencover keinginan anak tersebut dengan menyerahkan kepada mereka cara belajar yang mereka inginkan, kemudian guru berusaha membawa dan membimbing mereka dalam kondisi yang diinginkan tadi, dengan harapan belajar sesuai dengan keinginan siswa akan mampu memotivasi dan mempercepat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Ini akan diindikasikan dengan tingginya motivasi dan hasil prestasi belajar pada ulangan harian mereka pada materi sistem syaraf dan sistem indra.

B. Rumusan masalah
Bagaimana motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui “Strategy based Student’s Request?”

C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan motivasi siswa yang tergambar dari aktivitas/ respon dan hasil belajar siswa dalam PBM melalui “Strategy based Student’s Request”.

D. Manfaat penelitian
Diharapkan melalui “Strategy based Student’s Request” membantu guru meningkatkan motivasi siswa dalam beraktivitas dan dalam nilai hasil belajar dalam PBM.


II. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu poses internal (dari dalam diri seseorang) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu (Baron,1992; Schunk,1990 dalam Nur, 2001). Dalam bahasa sederhana,motivasi adalah apa yang membuat anda berbuat dan menentukan arah mana yang hendak anda perbuat.
Motivasi dapat berbeda dalam intensitas (kekuatan) dan arah. Gage dan Berliner (1984) dalam Nur, 2001, menganalogikan motivasi dengan sebuah mobil, dimana mesin analog dengan intensitas dan kemudi analog dengan arah.
Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Garner, Alexander, Gillingham, Kulikowich, & Brown,1991; Graham & Golan,1991 dalam Nur 2001).
Tugas penting bagi guru adalah merencanakan bagaimana guru akan mendukung motivasi siswa. Motivasi dapat timbul dari karakteristik–karakteristik intrinsik. Motivasi juga dapat timbul dari sumber–sumber motivasi di luar tugas.
Darliana (1999: 2) mengemukakan fungsi utama guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pembimbing yang menyediakan hal-hal yang harus diamati, diperhatikan, dibaca, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
Menurut Biddueph, Symington, dan Osborn, 1986 dalam Martin dkk. (1994 : 179), dikemukakakan bahwa, Metode pengajaran guru akan mempengaruhi cara berpikir siswa. Guru yang mengharapkan siswa untuk berpikir pada tingkat tertentu, menyusun dan memakai pertanyaan, dan menerima respon siswa sesuai dengan tingkat yang diharapkan guru. Guru dapat mengendalikan apa tingkatan berpikir siswa. Bertanya pada diri sendiri dan memperkirakan jawabannya menyebabkan berpikir kreatif, merupakan sarana untuk memecahkan masalah yang pelik dan dapat membantu seorang anak untuk belajar “ menemukan situasi yang menyenangkan, meskipun orang lain merasa jemu”.

B. Makna dan Pentingnya Strategi Belajar
Strategi belajar merujuk pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajarinya, termasuk ingatan dan proses metakognitif (Nur, 2000: 7).
Tujuan utama dari strategi belajar adalah mengajar siswa untuk belajar mandiri. Bagaimanakah siswa yang dikatakan dapat mengatur dirinya sendiri? Menurut Nur (2000: 9), siswa mandiri mampu secara cermat mendiagnosis suatu situasi belajar tertentu, bisa memonitor keefektifan strategi tersebut, serta cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah itu terselesaikan.
Menurut Weinstein dan Meyer (1986), dalam Nur (2000: 5) mengajar yang baik mencakup mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri. Banyak pendidik sepakat dengan Weinstein dan Meyer bahwa mengajar siswa cara belajar adalah tujuan pendidikan yang penting dan mungkin yang paling utama. Mereka menyadari bahwa pendidik belum berhasil mencapai tujuan ini. Menurut Norman (1980), dalam Nur (2000: 6), perlu waktu lebih banyak untuk mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri.
“Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar, namun kita jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa memecahkan masalah namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan. Sama halnya, kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan kita tersebut, tiba waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan memecahkan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah, dan bagaimana mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum”. Weinstein & Meyer dalam Nur (2000: 6)

Mengajarkan strategi belajar berpedoman pada premis bahwa keberhasilan siswa banyak bergantung pada kemahiran mereka untuk belajar sendiri dan untuk memonitor belajarnya sendiri. Hal ini menunjukan pentingnya strategi-strategi pembelajaran dan belajar diajarkan kepada siswa, dimulai dari kelas-kelas sekolah dasar dan berlanjut pada sekolah menengah dan perguruan tinggi. Siswa harus mempelajari strategi-strategi yang tersedia dan tahu kapan mengunakannya dengan benar.
Belakangan ini iklim pendidikan sudah membaik, peneliti dan guru telah mulai mengembangkan strategi belajar terinci mengunakannya bersama siswa. Strategi ini pada awalnya berfokus pada membaca tetapi selanjutnya telah berhasil diterapkan pada bidang sains dan menulis (Arends, 1997).

III. METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IIA pada SMPN 2 Amuntai Utara.
B. Kondisi Objektif Penelitian
SMPN 2 Amuntai Utara adalah tempat peneliti bertugas mengajar pada mata pelajaran Biologi. Siswa kelas IIA terdiri dari 14 orang siswa, di mana sebagian besar dari mereka selama ini mengalami kesulitan belajar dengan metode konvensional yang sering dipakai guru dalam memberikan materi pelajaran. Ini terlihat dari hasil beberapa kali ulangan harian pada materi-materi biologi selama 3 bulan terakhir. Waktu penelitian pertengahan Maret sampai akhir April 2006.
C. Pelaksanaan Penelitian
Metode yang dipakai oleh peneliti untuk meningkatkan motivasi siswa kelas IIA SMPN 2 Amuntai Utara adalah sebuah strategi belajar dengan menggunakan “Strategy By Student Request”, dimana strategi ini merupakan sebuah inovasi dari guru untuk mencoba memotivasi anak dengan meminta mereka untuk menentukan sendiri cara yang mereka kehendaki dalam mempelajari sistem syaraf dan sistem indra. Indikasi yang menunjukkan bahwa siswa termotivasi untuk belajar adalah ditunjukkan oleh respon/aktivitas yang positif dan nilai yang baik setiap dilakukan tes harian.
Dari hasil “request” siswa, disaring beberapa strategi yang telah dipilih siswa, mampu dilaksanakan, mudah dan tidak mengurangi makna pembelajaran itu sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan (3 siklus) dengan setiap kali pertemuan selama 2 x 45 menit (2 jam pelajaran). Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Pada tahap persiapan, guru mengajak siswa memikirkan strategi belajar tentang sistem syaraf dan sistem indra yang akan dipelajari dengan memberikan sejumlah alternatif strategi belajar yang guru ketahui kepada siswa.
2) Meminta siswa menuliskan di atas kertas “request” mereka akan strategi yang mereka pilih kemudian menyaring beberapa “request” dan memilih 3 strategi yang terbanyak dipilih siswa.
3) Pada siklus I (pertemuan 1) guru memulai pelajaran dengan strategi yang tersaring terbanyak berdasarkan hasil pilihan siswa, kemudian melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran
4) Melanjutkan materi pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan strategi hasil pilihan siswa yang lebih sedikit (siklus II/ pertemuan 2), kemudian melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran
5) Pada siklus III (pertemuan 3 dan 4) dengan menggunakan strategi yang tersaring paling sedikit dipilih siswa, kemudian melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dan mengadakan tes untuk melihat hasil prestasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran
Rincian kegiatan tersebut dapat dilihat pada siklus berikut:

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh 6 strategi belajar yang diinginkan oleh siswa yaitu; dengan bermain, praktikum, diskusi, teka-teki silang, mengerjakan tugas, dan mencatat/meringkas. Dari hasil ”request” tersebut tersaring 3 strategi yang dipilih terbanyak, yaitu ; bermain (urutan 1 dipilih 10 siswa), praktikum (urutan 1 dipilih 2 siswa, dan urutan 2 dipilih 7 siswa) dan diskusi (urutan 2 dipilih 4 siswa dan urutan 3 dipilih 8 siswa), sedangkan strategi lainnya dipilih kurang dari angka-angka di atas. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas/respon siswa dan hasil nilai siswa pada ketiga siklus yang terdiri dari 3 strategi (4 pertemuan) terpilih diperoleh data nilai dan data respon siswa yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 pada lampiran yang dapat diuraikan dalam refleksi hasil penelitian sebagai berikut:
Refleksi pertemuan 1
Dengan setting belajar sambil bermain yang dipilih oleh siswa sebagai strategi belajar yang paling mereka senangi, guru dan siswa mencoba mengkondisikan materi pembelajaran Sistem Syaraf sedemikian rupa sehingga siswa yang tadinya tidak banyak beraktivitas/pasif mulai terlibat dalam permainan, setiap siswa diberi kesempatan untuk ikut bermain dan belajar dalam kelompoknya dan dalam kelas. Guru menggambarkan sel syaraf secara sederhana, kemudian siswa meletakkan kartu nama-nama bagian sel syaraf tersebut. Kemudian guru juga menyediakan kartu untuk menyebutkan bagian-bagian dari system syaraf, sehingga siswa berebut untuk menyusun kartu yang sesuai dengan jalur/aliran system syaraf sehingga terjadinya gerak.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran ini terlihat sangat jelas. Semua siswa antusias mengerjakan tugas dan tidak terlihat rasa enggan atau takut untuk mengerjakan dan maju ke papan tulis, berebut mencari kartu jawaban serta mengacungkan tangan untuk merespon salah atau benar rekannya mengerjakan tugas. Memang ada beberapa di antaranya yang belum pas jawaban tugas, namun mereka tidak malu, karena hal tersebut juga dilakukan berulang-ulang dan bergantian, akhirnya semua siswa dapat mereplay kembali ingatan mereka untuk memahami materi syaraf tersebut. Hal ini juga terlihat pada hasil tes tentang sitem syaraf pada akhir pelajaran. Sebanyak 5 orang siswa memperoleh nilai 10. Dari gambaran di atas, materi pelajaran syaraf ternyata dapat dilakukan sambil bermain, siswa gembira dan karena mereka melakukannya sendiri akhirnya mereka memperoleh nilai yang lumayan bagus.
Refleksi pertemuan II:
Strategi yang digunakan adalah praktikum. Materi yang diajarkan tentang sistem indra. Pada pertemuan kedua ini siswa diinformasikan bahwa penilaian yang dilakukan adalah penilaian kelompok. Jika kerjasama antar mereka dalam kelompok terjalin dengan baik, maka setiap siswa yang berada dalam kelompok akan memiliki nilai yang sama satu sama lain. Jika satu orang nilainya jelek, maka yang lain juga akan jelek. Begitu juga sebaliknya. Dari pengamatan guru yang mengobservasi siswa tercatat ada 2 orang siswa yang tidak terlibat secara penuh. satu orang lebih banyak diam sedangkan satunya lagi lebih banyak mengganggu rekannya yang lain. Ketidakterlibatan 2 orang siswa secara penuh ini dikarenakan guru lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk mengerjakan LKS yang disediakan secara mandiri. Guru hanya mengontrol sekali-sekali di samping guru juga sambil mengobservasi murid. Namun secara umum, siswa terlibat aktif dalam praktikum, baik dalam mengerjakan tugas seperti tertuang dalam LKS, bekerjasama dalam kelompok praktikum dan melakukan diskusi dalam kelompok mereka. Kegiatan PBM dengan strategi praktikum dapat berjalan dengan baik dan motivasi anak dapat dipelihara sampai akhir pelajaran.
Refleksi pertemuan 3 dan 4:
Strategi yang digunakan adalah diskusi. Materi yang diajarkan masih tentang sistem indra. Siswa yang tercatat tidak terlibat dalam diskusi kelas ada 5 orang. Ketidakterlibatan mereka terekam dalam lembar observer karena tidak ada memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan atau pun menanggapi diskusi. Ada kemungkinan suasana yang lebih serius dibandingkan dua strategi sebelumnya mempengaruhi keberanian siswa dalam beraktivitas. Ini terlihat dari respon siswa dalam 2 kali pertemuan diskusi ada saja siswa yang tidak terlibat aktif. Namun hal ini tidak mengurangi keterlibatan siswa yang lain dalam berdiskusi. Guru mencoba untuk memberikan motivasi/dorongan lebih agar anak yang belum terlibat dapat bergabung, namun dominasi di antara beberapa orang siswa yang terlihat cukup antusias dalam bertanya, mengeluarkan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari rekan maupun guru menyebabkan siswa yang kurang partisipasi tadi tetap dalam kondisinya. Namun guru juga memaklumi keberanian siswa untuk berkomunikasi masih memerlukan waktu lebih lama dalam berlatih. Nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat akhir pelajaran juga kurang maksimal, mungkin karena banyaknya hasil diskusi yang belum focus pada inti pembelajaran. Pada strategi ini siswa lebih banyak bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat pribadi, waktu yang diperlukan lebih lama, sementara pengarahan guru juga kurang focus. Tetapi nilai positif yang dapat diperoleh dengan strategi ini, anak yang berkemampuan lebih secara verbal dapat terayomi. Mereka akan merasa partisipasi mereka dalam aktif berdiskusi dapat tertampung.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Motivasi siswa dapat meningkat dalam setiap kali pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan permintaan mereka (strategy based student’s request). Hal ini terlihat dari respon/aktivitas positif (+) yang dilakukan siswa dalam kegiatan PBM, di samping nilai siswa juga dapat lebih diperbaiki.
B. Saran
Memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam perencanaan pelajaran dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut aktif dalam PBM dan dapat memotivasi siswa dalam memperoleh nilai yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.